.quickedit{ display:none; }

Kamis, 03 November 2011

“BAHAGIA DIMATA ALLAH”

Kebanyakan manusia menganggap hidupnya bahagia kalau sudah memiliki harta yang melimpah, rumah dimana-mana ada, deposito dibeberapa bank, dll. Itu adalah kebahagiaan semu..yang sewaktu-waktu bisa hilang. Kebahagiaan yang hakiki dimata Allah adalah mereka yang menjalankan perintah-perintah-Nya dan mereka yang menjauhi larangan-larangan-Nya, itulah hamba-hamba yang bertaqwa.
Allah berfirman,
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.(Al-Hujurat[49]: ayat 13)
Berikut ini akan saya sampaikan beberapa hal yang dianjurkan oleh Islam agar kita  bisa meraih kebahagiaan di dunia dan insya allah di Akhirat.
I. Tingkatkan kadar Iman dan amal shalih.
Bagaimana Iman dapat menuntun kita untuk meraih kebahagiaan, hal ini dapat dijabarkan dengan beberapa hal.
pertama: Bahwa orang yang beriman akan dianugerahi Allah ketabahan dan kekuatan hati dalam menghadapi setiap kemungkinan-kemungkinan yang bakal terjadi dalam setiap sisi hidupnya, segala hal yang menimpanya baik itu berupa kerugian atau keuntungan tidak akan pernah menggoyahkan keteguhan imannya kepada Allah Swt, sebagai Zat yang menentukan garis hidup manusia baik di dunia dan akherat. Dengan mengetahui akan hal ini maka jiwanya akan selalu merasa tentram dan tenang. Ia tidak pernah tamak kepada dunia disamping itu pula ia tidak akan terlalu menyesal ketika apa yang telah ia hasilkan tiba-tiba hilang darinya.
kedua: Bahwa dengan iman dapat menjadikan manusia sebagai sosok insan yang memiliki visi dalam hidup, di mana visi ini selalu akan diperjuangkannya dengan segenap usaha dan kerja keras sebagai rasa kepeduliannya terhadap kemaslahatan semua orang yang ada disekitarnya. Maka secara tidak langsung bertolak dari rasa iman ini pula, sesungguhnya rasa sentimen individualisme manusia akan terkikis, mengingat betapa besar tanggung jawab seorang mukmin tadi terhadap bukan hanya dirinya melainkan juga terhadap masyarakat dan lingkungannya.
II. Tingkatkan kwalitas akhlak dan etika bergaul.
Adapun cara meraih kebahagiaan yang kedua selain iman adalah: Selalu berusaha untuk memperbaiki kwalitas akhlak dan etika bergaul. Sebab satu hal yang harus diingat, bahwa sesungguhnya manusia adalah makhluk yang paling tidak bisa hidup menyendiri atau terisolasi dari kehidupan sosial. Manusia mutlak membutuhkan satu sama lainnya untuk survive. Dan dalam hukum interaksi sosial, manusia yang paling bisa survive dan meraih kebahagiaan sesungguhnya adalah manusia yang mampu menempatkan dirinya secara bijak dan proporsional sesuai dengan tuntunan etika serta akhlak yang baik, semaximal mungkin meniru akhlaknya Rasul.
Allah berfirman,
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (Al-Ahzab[33]: ayat 21)

III. Memperhatikan kesehatan
Cara ketiga meraih kebahagiaan adalah senantiasa memperhatikan kesehatan. Kesehatan disini mencakup dua hal, pertama, kesehatan raga (fisik/wadah), kedua, kesehatan jiwa (ruhani/isi)
Pertama, bagaimana menjaga kesehatan raga atau fisik, yaitu dengan memberikan hak bagi tubuh kita untuk mendapatkan perawatan dan kebugaran. maka merawat tubuh hakekatnya adalah perintah agama kita. Dengan itu, olah raga bisa menjadi ibadah jika kita lakukan dengan niat mensyukuri nikmat penciptaan tubuh yang sempurna dan agar dengan olah raga itu kita lebih energik dan produktif bekerja. Maka tidak berlebihan jika nilai ibadah sesungguhnya tidak hanya ditemukan di masjid tetapi juga dimanapun kita berada, ditempat kerja, diperjalanan, dilapangan, semuanya tergantung niat.
Kedua, bagaimana menjaga kesehatan Jiwa, yaitu dengan cara melatih diri kita untuk meninggalkan sifat-sifat yang tercela, seperti, bohong, hasud, dengki, iri, mengumpat, mencela orang lain, menganggap rendah orang, bersedekah namun sering menyebut-nyebut amal sedekahnya dan lain-lain. Semakin banyak sifat-sifat tersebut bersemi dalam diri sesorang, betapapun bugar dan sehat badannya, sesungguhnya ia tengah terjangkit penyakit jiwa yang sangat akut.   Untuk menjaga agar Jiwa (ruhani) ini selalu bersih , maka harus diisi dengan tanda-tanda keagungan Allah Swt, dengan selalu istiqamah menjalankan setiap perintah-perintah-Nya dan mengekang hawa nafsu semampu kita. Mendirikan shalat adalah contoh bagaimana kita tengah memberikan kesehatan terhadap ruhani kita, sebab  shalat adalah sebuah simbol ketaatan kita kepada sang Khaliq. Selain itu juga puasa adalah satu cara bagaimana kita dapat mengekang hawa nafsu kita. Maka saudara-saudara sekalian, kalau kita selalu berusaha untuk istiqamah menjalankan setiap ajaran agama kita dan mengarahkan hawa nafsu kita secara baik, maka sesungguhnya kita telah berusaha agar ruhani selalu sehat.
Ibarat wadah dan isi, percuma punya wadah (fisik) yang bagus…tapi isinya racun yang sangat berbahaya, bisa membunuh siapapun. Lebih baik punya wadah (fisik) yang sederhana…tapi isinya madu yang sangat bermanfaat sebagai penyembuh segala penyakit. Idealnya selain Fisiknya (wadahnya) bagus juga jiwanya(isinya) bagus…inilah yang diharapkan setiap muslim.
VI. Mampu mengatur waktu dengan baik.
Adapun cara meraih kebahagiaan yang keempat, yaitu mampu mengatur waktu dengan baik. Saudara-saudara sekalian, setiap orang diberi waktu yang sama, mulai dari hitungan tahun, bulan, minggu, hari bahkan detik. Akan tetapi produktifitas yang dihasilkan orang berbeda-beda. Disatu sisi ada orang yang dalam waktu 4 tahun telah meraih posisi jabatan yang sangat gemilang, namun ada juga orang lain yang dalam waktu yang sama masih belum mendapatkan apa-apa. Rahasianya adalah sejauh mana orang tersebut memanfaatkan waktu dan memberdayakannya secara optimal.
Di samping itu pula dalam agama kita, selain keterampilan mengatur waktu, ada yang di sebut dengan waktu yang “berkah” . Contohnya adalah, orang yang sudah tutup usia di waktu muda, tetapi jumlah karyanya melebihi jumlah usianya dan masih terus dikenang oleh banyak orang, kemudian orang yang menempuh perjalanan jauh, namun ia merasa sampai ke tempat tujuan lebih cepat dari yang ia perkirakan, termasuk mahasiswa yang tengah menulis karya ilmiah seperti thesis, ia mampu merampungkan tepat waktu bahkan lebih cepat dari yang semestinya. Inilah yang disebut dengan waktu yang “berkah”.
V.Memperoleh harta yang sesuai dengan kebutuhannya
Kemudian cara meraih kebahagiaan yang terakhir (kelima) adalah, dengan cara memperoleh harta yang sesuai kebutuhannya. Suatu hal yang perlu diingat adalah, tolak ukur kebahagiaan yang hakiki bukan terketak pada banyak dan sedikitnya materi yang kita peroleh, melainkan seberapa besar materi yang kita dapatkan tadi dapat menambah ketentraman batin kita.
Nabi Muhammad  bersabda
” Harta yang sedikit tetapi dapat menjadikan pemiliknya tentram dan bersyukur; lebih baik, ketimbang harta yang berlimpah akan tetapi hanya membuat pemiliknya gelisah dan terlena.”

Atas dasar ini pulalah, para sahabat Rasul ketika disuruh memilih diantara dua tawaran antara mendapatkan ilmu atau harta, mereka lebih memilih mendapatkan ilmu daripada harta. Di antaranya adalah khalifah Ali RA, ia pernah berkata;
“Aku lebih memilih ilmu daripada harta, karena ilmu akan menjagaku, tetapi kalau harta aku yang bakal menjaganya.”
Namun hendaknya jangan kita fahami bahwa Islam tidak mementingkan harta. Atau seolah-olah harta tidak memiliki nilai sedikitpun dalam Islam. Sesungguhnya menjadi hartawan atau jutawan juga cita-cita Islam, akan tetapi bagaimana menjadi hartawan dan jutawan namun juga sekaligus menjadi dermawan serta memiliki visi kemanusiaan. kira-kira demikianlah prototipe muslim yang ideal. Sebagaimana hadit Nabi Muhammad SAW:
“harta yang baik adalah yang berada di tangan orang baik.”
Demikian bagaimana kiat-kiat meraih kebahagiaan di dunia dan insya Allah di akhirat. Mudah-mudahan renungan singkat ini ada manfaatnya. Amin.

sumber :http://www.akhlaqulkharimah.com/2011/05/03/bahagia-dimata-allah/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar